[ Part II ] Pare-Bromo-Surabaya-Madura- TRIP !

Awalnya saya mengira tidak akan menjajakan Surabaya. Karena rencana PPCers yang gagal pergi kesana akibat no budget. Tapi perjalanan kilat ke Surabaya, penculikan mendadak yang kebanyakan orang tidak saya kenal. Ck saya alami itu semua, unpredict happened. Madura Sumenep memang incaran saya harus pergi kesana yaitu my hometown, daerah papaku. Saya buta jalan tapi cukup nekat, bermodalkan keberanian. Tapi kebetulan teman organisasi YEP! Yaitu holi yang juga lagi di Pare menawarkan untuk pulkam bareng naik bis. Ok deal! Planning: tanggal 10 saya berangkat pagi pukul 10 menuju Madura dan pulang kembali ke Pare tanggal 12 (menaiki bis paket tour). 

Perfect! tik tok tik tok. I had been waiting for a long. Grrr, holi said she was on the way from Malang. 
Oke pukul 13.00 tik tok tik tok
        pukul 15.00 ? silent 
        pukul 17.00 finally.

Kami berjanji naik bis. But there was a black car parked. ?? Ada Holi didalamnya dan saya masuk. Loh? Knapa tidak naik bis. Dua lelaki dan dua perempuan asing. Kami berkenalan singkat. Then, it seemed strange, seorang lelaki membujuk saya untuk menginap di Surabaya lalu akan diantar ke Bungurasih (terminal Sby) pagi-pagi. I had no idea? Alasannya adalah karena saya dan Holi perempuan sementara perjalanan ke Sby-Madura bisa 6-8 jam. Hmm, I was thinking too much oke, spertinya saya akan kemaleman bisa sampai pukul 12 malam. Deal I’m in. Saya diajak berputar-putar ke banyak tempat, mengantar temannya ke stasiun, dll. Hingga saya sampai di rumah (Sby) pukul 12 malem. Tepar! 

In the morning, pukul 10 saya otw Sumenep melewati jembatan Suramadu. Banyak cerita mitos. Seperti jika naik motor lalu bertemu seseorang (aneh) dan si pengemudi tidak membuka helm maka nanti ditemukan kepalanya telah hilang. Aneh? Saya juga masih tidak percaya cerita seperti itu. First impression touch down in Madura. Hemm gersang. panas. tidak banyak bangunan. lahan kosong. Lumayan banyak keluarga saya masih di sana. Tapi yang kurang Mbah ebo(Alm) dan Mbah Kakung(Alm). Saya pergi ke banyak tempat wisata disana. Ditemani Mbah Le, Sega, Lesukis.

[Pelabuhan Kalianget] sebuah kapal besar didalamnya diisi ribuan manusia ratusan motor barang bawaan mereka menuju Pulau Kangean (no electricity except in the night). Kapal yang padat, bertumpuk, berhimpit, dan sesak.

[Makam Asta Yusuf] adalah habib yang menyebarkan agama islam di Madura. Makamnya di pelihara dengan baik. Saya baru tau kalau memasuki tempat itu harus sedia uang kecil karena kewajiban memberikan ke pengemis dan kotak-kotak yang sudah disediakan. 

[Makam Asta Tinggi] adalah makam raja-raja dan dinamakan asta tinggi karena menuju lokasi ini melewati jalan tinggi (mendaki). 

[Masjid Agung Keraton] adalah masjid yang cukup terkenal di Sumenep karena ukiran nya yang indah dan masjid terbesar di sana. 

[Pantai Lombeng] pantai terkeren yang saya lihat! Mungkin di bulan puasa tidak ada yang mengunjungi nya. No one there. Only me and fam. Hahaha seperti pulau sendiri, awesome. Berpasir putih sekali tidak jauh beda dengan kuta (katanya), bersih tidak ada sampah dan karang, ombak yang indah. Tapi sayang tidak terawat karena fasilitas yang sangat kurang. No hotel, akses yang jauh dari pusat kota, wisatanya mati menurut saya. Tidak tereksplor banyak turis tidak seperti Kuta. 


[Pantai Salopeng] pantai kedua yang saya kunjungi. But better in Lombeng. Disini banyak karang yang bikin kaki sakit. Pasirnya juga tidak sebersih dan seputih Lombeng. Tapi spot yang bagus juga untuk ber-pantai-ria Done. Saya cukup puas dengan trip kali ini. Worth it ;) Tetapi banyak sedikit kendala seperti rencana diubah yaitu kepulangan saya ke Jkt langsung dari Madura. Karena tiba-tiba paket tour dari Kediri pulang tgl 12 pukul 8 pagi. Akhirnya saya harus bernego meminta teman mengambil semua barang saya di Pare dan saya pulang dari Madura-Jkt tgl 13 pukul 12 siang. 


Thanks Madura, and all my family who accompany me for this trip :) miss and love from here.





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelopor Pendidikan Pertama Untuk Orang Islam di Tulehu, Ambon

(REVIEW BUKU) DONGKRAK OMZET MILYARAN DENGAN TIM PENJUALAN

Lukisan Sejuk Biru