Perempuan oh Perempuan
Sekian lamanya saya melakukan perjalanan sebagai a lady traveller, saya baru merasakan betapa bedanya perempuan dan laki-laki. Cerita pertama, hari itu saya menaiki bis yang sedang diisi pengamen. Saya pindah ke lokasi sepi di bagian belakang bis, karena ingin menelepon teman. Sekilas saya melihat sarung gitar pemilik pengamen di samping jok kursi yang saya duduki, tapi saya hiraukan. Sampai pada dua pengamen meminta uang dan saya memberi dua ribu. Pengamen muda tersenyum sumringah dan mengatakan, “terima kasih mbak cantik.” Cukup deg-degan karena pengamen ini cukup menggoda saya dengan rentetan pertanyaan yang membuat saya cukup risih (cuma bisa berdoa dalem hati semoga selamat ha ha ha lebay). Pengamen tua duduk disamping saya. Sempet deg-deg serr serr ha ha ha. Mereka berasal dari komunitas pengamen di salah satu daerah. Pengamen tua sempat ingin memberikan nomer hp nya dengan alasan jika ingin mengundang mereka di acara kampus. Saya berkilah cepat dengan jawaban dapat mencari