#LostinSemarang-Jepara part I

Trip kali ini adalah edisi #lostinsemarang-jepara

Bandengan Beach
Sebuah kota yang terkenal dengan khas ‘Lumpia’ yaitu Pada tanggal 8 Januari 2013 saya menaiki kereta “Menoreh Semarang” ekonomi AC (Jakarta-Semarang) dengan biaya tiket cukup mahal Rp 250.000. Perjalanan mulai pukul 8 pagi tiba 4 sore. Kejadian saat siang cukup unpredictable. Kereta melindas kaki seorang laki-laki tepat dibawah gerbong dua yang saya naiki. Saya memang sempat merasakan roda yang seperti terganjal sesuatu, dan ternyata adalah kaki manusia. Entah ada yang aneh seperti kesengajaan niatan bunuh diri dari si korban. Karena yang terlindas hanya kaki, tidak mengenai anggota tubuh lainnya. Setelah kericuhan reda, kereta melanjutkan perjalanan. 

Sekitar pukul empat sore, teman dekat saya di SMA yaitu Revika sudah stand by menjemput di Stasiun Tawang Semarang. Kondisi saat itu hujan cukup deras tapi kami tetap menerobos dengan motor dan jas hujan. Tujuan #lostinsemarang kali ini adalah mengunjungi Revika sekaligus membantu projek social dari organisasi Yepsemarang . Trip is begin … 

Seorang teman YEP! Pusat adalah Bang Maje secara mendadak datang ke Semarang. Kami semua berkumpul bersama YEPsemarang sambil makan malam. TIM YEPsemarang: Febry, Rizka, Robby. Kami membicarakan projek YEP Eco-Ek dan YEP Lead. Kami sempat pergi ke Jepara memakai mobil untuk menjemput salah satu mainteam YEP pusat adalah Kak Uthi. Perjalanan kurang lebih 3-4 jam. Cuaca kurang baik karena hujan deras. Kami menginap di rumah Ka Uthi, ngobrol, dan bermain sampai malam. Permainannya menguji otak supaya tidak menjadi “pemuda masako”, begitu sebutan kami hahhaha. 

Keesokannya 6 Januari 2013, kami pergi ke dua tempat wisata di Jepara yaitu Benteng Portugis dan Pantai Bandengan. Sesampai di Benteng Portugis suasananya kurang seperti yang diharapkan. Miriam adalah barang buatan bukan asli. Hanya ada beberapa bangunan terbuka sisanya tertutup semua. Selanjutnya di sepanjang pesisir Pantai Bandengan sangat kotor dengan sampah-sampah berserakan. 
Benteng Portugis



Names on the sand
Sekembalinya ke Semarang, saya berpindah menginap di kontrakan Febry lantaran Ka Uthi ingin ditemani menginap. Malamnya kami pergi ke karaoke sampai sekitar pukul 1 pagi dan lanjut makan “the famous of nasi kucing” karena katanya hanya dalam waktu dua jam, nasi dekat pinggiran sungai ini habis sekejap. Serta uniknya hanya buka pukul 12 pagi dan biasanya sudah tutup pukul 2 / 3 pagi. 

Karoke time !




Nasi Kucing di pinggir sungai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGAIMANA PEMIMPIN MENGINSPIRASI DUNIA

Gambar (Sketch)