Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Indonesia Sedang Disalip

Informasi ini membuat saya tergidik ngeri. Saya baru mendapat cerita dari seseorang yang berjejaring untuk food production.Ada satu negara yang saat ini sedang memetakan potensi kuliner di seluruh titik Indonesia. Bahkan tidak tanggung ia memproduksi buah pisang sale yang katanya berasal dari bahan baku Indonesia.  Jenis pisang ini dijual murah dan banyak isinya sebagai oleh oleh khas Cianjur. Saya lihat langsung kemasannya sangat indah. Dengan rebranding ulang, pisang sale dijual tampak eyecatching. Tidak usah ditanyakan harganya, pasti jauh melambung dari harga produksi UMKM di Indonesia. Informasi ini menandakan bahwa bangsa lain sedang menyalip kita secara diam dan bergerak cepat. Jangan sampai eksplorasi alam indonesia habis, baru kita menggerutu dan mengklaim sana sini. Sangat menyedihkan.

Jangan Selalu Egois

Pernah saya merasa kesal pada ibu. Saya mengingini sebuah kacamata hitam dengan lensa minus seharga 300ribu. Saat itu kami sekeluarga memang akan mudik. Jujur saya ingin tampil gaya sesekali. Saat memintanya, ibu merespon tidak bisa membelikan karena adik saya juga butuh uang kuliah. Padahal saya hanya meminta hak saya, ibu pernah menggadai emas saya dan belum digantikan sampe sekarang.   Sepersekian detik saya merasa marah karena tidak terpenuhi hak saya. Tapi saya urungi kembali sebelum kata kata membius perasaan orang lain untuk merasa sakit. Saya berpikir ulang untuk tidak belajar egois meskipun kita benar. Belajar untuk tidak hanya mementingkan diri sendiri, tapi juga orang lain.

Banyak Orang Berpikir Saya Dari Keluarga Kaya

Banyak orang berpikir anak dari kedua orangtua dokter pastilah kaya. tidak jarang saya dimintai uang sumbangan untuk sekolah. Saya selalu dikira keluarga menengah keatas dengan kekayaan diatas rata rata.   Saya katakan itu salah. Keluarga saya ialah keluarga berkecukupan, tidak kaya, tidak miskin. Orangtua saya dokter umum biasa. Bukan dokter spesialis yang kerja per jamnya menghasilkan jutaan. Profesinya sebagai PNS dengan penghasilan pas pas an tapi harus menanggung beban lima anaknya. Bapak saya bahkan sudah pensiun dan sekarang yang bekerja aktif ialah ibu. Untungnya kakak saya sudah bisa praktek dan sekarang banyak bantu ekonomi keluarga. Saya sendiri masih tertatih tatih membangun kerajaan bisnis. Jadi jangan bilang saya punya duit di dompet, uang bisnis selalu saya putar di roda kas.   Saat waktu tenggak pembayaran listrik, air, internet,waktunya kami untuk running? kemana lagi kalo bukan pegadaian hahaha gadai emas gelang, cincin, apa aja yang hasilin duit dan bahkan s