Makna Kesederhanaan Hidup dari Seorang Asing Hari Ini
Hari ini sepanjang pulang di bus, banyak hal kurenungi tentang keinginan terpendam, cita-cita langkah kedepan. Renungan ini mungkin timbul karena kesendirianku sambil memandangi banyak orang beraktivitas. Pasar-pasar di jalan baru setelah kampung rambutan masih ramai. Pedagang sibuk mempromosikan barang jualannya, orang berlalu-lalang menuju tujuannya masing-masing. Begitu juga denganku...pikiranku berkecamuk memikirkan banyak hal apapun. Sangat random.
Di bis itu aku duduk bersebelahan dengan lelaki separuh baya. Begitu kutanya, ia bernama Bapak Suharto dengan umur 57 tahun. Ia memakai kacamata yang sengaja dirantai. Gaya berbicaranya tampak sederhana dan apa adanya. Bapak ini ternyata bekerja di perusahaan Taksi Bl*e *i** di bagian manajemen pengemudi baru. Sudah selama 13 tahun ia bekerja menjadi supir sejak tahun 2001. Namun sekarang tidak menyetir lagi karena pernah stroke sehingga tangan kirinya sulit bergerak.
Kami berbincang banyak hal. Ia menjawab seperlunya jika ditanya tetapi sangat welcome di setiap pembicaraan. Saya bertanya tentang keluarga. Kini ia tinggal berdua dengan istrinya yang kebetulan akan menjemputnya naik motor. Wah jeger banget nih istri! pikirku. Lalu kemana anaknya pak? Anaknya tinggal di cibubur dan sudah berkeluarga. Ternyata diketahui anaknya berkuliah di bidang IT dan studi di houston *semoga bener tulisannya*. Aku terkaget baru mengetahui houston yang dimaksud di Texas, Amerika Serikat dan kini anaknya bekerja di perusahaan internasional minyak. Saya refleks berbicara, “wah gajinya gede ya kalo di minyak pak!”. Pembicaraan berlanjut menceritakan keponakannya yang kuliah di kedokteran UI dan di ITB.
Saya mengatakan, ”keluarga bapak sukses semua yaa.” Ia menjawab singkat, “memang makna kesuksesan itu apa mba?” Saya diam seribu bahasa. “Sukses itu tidak artinya jika orang kaya korupsi, tidak bahagia. Apa itu yang disebut sukses?” saya hanya mengangguk.
Ia bertanya kapan saya memakai jilbab. Menurutnya jilbab adalah penangkal orang berbuat jahat dengan kita. “Coba mba bandingin perempuan rambutnya panjang, pake rok mini sama perempuan berjilbab. Mana yang lebih dipilih?”
Sebersit saya terkagum-kagum dengan pembicaraan singkat ini.
Seorang supir taksi yang sangat sederhana tetapi memiliki cerita keluarga dan pemikiran yang jauh lebih hebat. Sebenarya masih banyak cerita yang menyentuh, namun saya belum berbakat mengolah ceritanya dengan baik. I hope i will meet him again, one time, one place, one day...
Terima kasih Tuhan, hari ini saya belajar kesederhanaan hidup hari ini.
Komentar
Posting Komentar