Berita Kenaikan Gaji dari Bapak Presiden SBY



ini tulisan uda lumayan lama, cuma pingin diposting aja iseng-iseng hehehe, selamat membaca! semoga berguna walaupun tulisan masi standart :p
Tema yang lagi hangat ditelinga untuk diperbincangkan adalah permintaan kenaikan gaji yang diungkapkan bapak presiden kita, SBY pada tanggal 22 januari pekan lalu. Sangat kontroversial karena ada dua kubu yang mempunyai pendapat berbeda, pro dan kontra. Media yang sangat menguasai seluruh informasi juga turut dominan menolak gaji presiden yang dinilai tidak pantas untuk naik. Disatu sisi, kita sebagai pembaca hanya mendapat informasi satu pihak karena sumber berita yang kita baca berkutat pada koran semata. Padahal kita sendiri tidak tahu kebenaran di pihak mana.
Mengomentari suatu isu yang menjadi sensasi trend masyarakat lebih asyik dibanding mencari tahu kebenaran yang dikatakan antik. Kita yang sebenarnya tidak tahu apa-apa malah dengan gampangnya mencemooh tanpa tahu lebih dalam. Semestinya setiap perkataan yang dilontarkan seseorang itu harus dicerna dengan baik agar ketika kita berkomentar tidak salah. Ya, satu komentar saja dapat menjadi pemicu komentar lainnya yang berbuntut panjang, apalagi kalo yang dikomentar salah, malah menjadi bumerang untuk kita semua. Masalah yang satu ini sangat penting, karena menyangkut keintegrasian negara Indonesia. Tampuk kepemimpinan SBY dinilai agak rentan karena legitimasi pun terus berkurang.
Setiap berkata kita harus cukup waspada dalam pengucapan. Apalagi disini yang menjadi korbannya adalah presiden, selaku pemimpin yang role nya sangat rentan terhadap dunia kepolitikan. Kita tahu politik itu rentan dengan dunia hitamnya. Semua orang mempunyai caranya masing-masing untuk menjatuhkan lawannya. Demi satu kata, yaitu kekuasaan.
Menurut pendapat pribadi saya, pernyataan SBY yang dilontarkan dikhalayak para TNI mempunyai maksud memotivasi, bukan meminta kenaikan gaji. Hal ini diinterpretasikan orang-orang sebagai bentuk kenaikan gaji. Beginilah orang indonesia, jika lagi dahsyatnya suatu isu cuma bisa ikut-ikutan sana-sini. Media yang menjadi faktor penunjang semestinya bisa netral dari kedua kubu. Kira-kira bisa saya terjemahkan bahwa maksud presiden adalah “saya saja sebagai atasan kalian belum naik-naik gaji, masa kalian yang belum seberapa sudah meminta kenaikan gaji.” Pernyataan diatas hanya gambaran kasar, istilahnya. Saya hanya berusaha menerjemahkan agar lebih mudah dimengerti. Disini ada kiasan bahwa presiden menginginkan para TNI ini lebih peduli kepada masyarakat bawah dan pernyataannya bermaksud membandingkan pada diri beliau. Saya tidak juga lantas menyalahkan para TNI yang menjadi pemicu. Memang ada kesalahan dalam komunikasi politik
Pak Jusuf Kalla, mantan presiden juga turut berkomentar bahwa Pak SBY dulu juga pernah ditawarkan kenaikan gaji pada tahun 2006, tetapi beliau menolaknya karena akan membuat anggaran semakin besar (Viva News, 27 Januari). Masa hal seperti ini saja mesti digembor-gemborkan. Kalau memang Pak SBY ingin naik gaji, dari dulu tahun 2006 beliau sudah lakukan itu, tetapi nyatanya tidak kan? selain itu jubir presiden mengungkapkan bahwa belum ada putusan kenaikan gaji 8000 pejabat, itu hanya usulan dari menkeu pribadi, bukan usulan dari SBY (Media Indonesia, 2 Februari). Pasti headline news koran yang kita baca tentang kenaikan gaji 8000 pejabat. Padahal ini tidak benar, karena belum disetujui. Semoga saja berita ini tidak benar.
Disarankan agar Pak SBY lebih berhati-hati dalam megeluarkan ucapan, walaupun itu memang bermaksud baik, tetapi belum tentu orang mencernanya itu. Sebaiknya sudahilah masalah hal-hal sepele seperti ini. Masih banyak masalah-masalah Indonesia yang belum terselesaikan dan butuh penanganan cepat. Kerjasama dalam penyelesaian masalah sangat penting dalam workteam. Jadi jangan sampai karena satu hal saja dapat membuat kita tercerai berai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGAIMANA PEMIMPIN MENGINSPIRASI DUNIA

Gambar (Sketch)