A Super Duper Traveller: Asking Where The God is
![]() |
| Giska-Nita-Bao-Maje |
I can not imagine how a guy is travelling but no money in the purse. Yap He is Bao, a Vietnamese Guy. He joined couch sourfing, asked people to have homestay. He went to Jakarta, Jogja, Malang, Bromo, Bali, Malaysia, and I do not know more.
Ketika itu saya diminta Bang Maje untuk menemani guide dari Vietnam. Saya juga bertemu Nita yang juga aktif di Couch Surfing. CS adalah grup berkumpulnya para traveller around-the world yang berbaik hati meminjamkan tempatnya untuk homestay para backpacker.
Jadilah saya pergi ke Pasifik Place dengan Nita, Bao dan Bang Maje. Saya sedikit kesulitan berbicara bahasa inggris dengan Bao. Karena pronounce-nya sangat berbeda dengan American. Bao belajar bahasa inggris only based on dictionary, wherease I learn by watching the movies. He is very interactive. Sangat cepat berpindah kemana-mana dan hilang begitu saja___________
Saat menyebrang jembatan busway, he asked,
“why women’s moslem have to wear the veil?”
“ok I will explain you later. Not now” (padahal saat itu saya berpikir jawaban logis mana yang tepat).
Kemudian di busway, he asked (again),
“why moeslem…..” “sssst. Not in here. This is not the right place. So many people around.”
Saya celingak-celinguk dan melihat seorang wanita berjilbab panjang dengan cadar hitamnya.
“I do not have a religion. But I believe God. But I prefer to believe My Self. If I want something then work hard, I did and make it BY MY SELF”
Okay, konsep pluralisme diangkat, keadaan menghargai dan menghormati setiap pilihan individu. Setiap pengkategorian erat dengan subjektivitas dan relativisme. Tetapi berangkat dari subjektivitas saya suka mempertanyakan, “Bagaimana mungkin ada seseorang yang atheis atau tidak percaya Tuhan? Saya beranggapan setiap manusia pasti pernah mengalami titik jatuhnya, dalam keadaan takut, sepi, hilang, hampa, kemudian berinisiatif mencari “jawaban” untuk menghilangkan kegelisaan hati dan mendekatkan ketentraman hati. Ketika saya mengalami ini, TUHAN adalah yang saya cari, saya bersegera melakukan sholat, beristighfar, membaca Al-Quran dan sebagainya ritual-ritual yang mendekatkan pada Tuhan saya. Lantas bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki “pegangan Tuhan” ? Apakah mereka bisa melakukan ini secara diri sendiri? Atau malah menggantungkan dirinya pada manusia yang setara dengan dirinya. Kembali pada pertanyaan Bao, saya mendapat jawaban menarik dari teman saya bernama Risza Damayanti (menjabat Kaput FSI (Forum Studi Islam FISIP 2012),
“There are two cakes, the cover and uncover. Not for a long time, the cover one will become dirty and filthy, and the uncover still clean and healthy. See the difference? It is same with women’s moeslem. Allah SWT promises The good wife (wearing the veil) will get the good husband.”
“Oh I see. A little bit.” Bao said
Semoga penjelasan tadi dapat membuka sedikit wawasan bagi Mereka yang belum merasakan esensi kehadiran Tuhan, bagi Mereka yang masih bingung menentukan Tuhan Mereka, dan juga bagi Mereka yang mengatakan dirinya sebagai “atheis sejati” tetapi tidak demikian.
“Oh I see. A little bit.” Bao said
Semoga penjelasan tadi dapat membuka sedikit wawasan bagi Mereka yang belum merasakan esensi kehadiran Tuhan, bagi Mereka yang masih bingung menentukan Tuhan Mereka, dan juga bagi Mereka yang mengatakan dirinya sebagai “atheis sejati” tetapi tidak demikian.

Wah seru ya, baru tahu saya ada komunitas semacam itu.
BalasHapusGirl, saya mau komentar sedikit aja ya untuk parable kamu. It's dangerous, trust me. Kamu bukan kue, sayang. Kamu manusia. Kalau kotor tinggal mandi.
Perumpamaan itu justru merendahkan kamu sebagai objek yang dipersiapkan untuk dinikmati. Kenapa cowok ngga disebut kue juga? Kenapa mereka bebas buka baju dan lari-lari di depan kamu tanpa harus dituduh kotor dan tidak layak lagi untuk dinikahi? We're living in men's world. I'm sorry for you, dear. And for every women who agree with such pathetic parables.
Maybe you want to read about this:
http://www.dailylife.com.au/life-and-love/real-life/why-dont-men-cover-their-faces-20121129-2ai19.html
Peace :)