Future ? Let the time answer it


     
     Kamis, 21 Maret di Kelas Antropologi Politik, entah mengapa topik “masa depan” menjadi awal perbincangan kecil Saya, Zia, dan Nova. Berawal dari membaca kumpulan cerpen Jurnal Perempuan, mengisahkan banyak perjuangan perempuan. Mulai dari kelumitan menjadi seorang istri, kodrati yang dinilai tidak menguntungkan perempuan, kaum lelaki yang mudah mengatur status dan peran perempuan dan kisah kompleks lainnya. 

     Kemudian, Nova mulai berandai-andai membayangkan kehidupan saat menikah. Katanya, saya adalah tipikal istri yang sibuk bekerja diluar dan meninggalkan anak, kemungkinan anak-nya akan dititipkan ke Zia -______- ngek. Lalu, saya memastikan Zia menjadi ibu rumah tangga yang baik, setia melayani, membuat sarapan untuk anak dan suami, dan setia menunggu kepulangan keluarga. Sosok istri idaman yang di agung-agungkan dalam ketentuan Agama. Entah mengapa saya berpikiran itu melihat Zia kesehariannya yang pelor alias Nempel Molor dan selalu stay di Kosan hahahha. Bepindah ke Nova, saya berpikir, dia akan sibuk membuka bisnis catering dirumah, melihat kesehariannya yang selalu memikirkan menu kue ketika perkuliahan. 

     Kami semua tertawa membayangi sosok istri di masa depan. Ya, di umur segini, memang tuntutan menikah sudah menjadi biasa. Terlepas dari semua itu, biarlah waktu yang menjawab semua ini. Masa depan bukan hal yang perlu ditakutkan, tetapi perlu dijalani sebaik-baiknya.

Komentar

  1. :)

    siapa yang gak khawatir sama masa depan :) termasuk gue lhoo XD

    sama2 aja, gue kalo ngobrol sama temen laki pasti gitu. Berandai2 yang konyol. Bayangin Bayu jadi ahli militer dan strategi perang, Mune jadi filsuf monyet dan resemble humans (?), Ubed jadi Pak Menteri, Indro ngegantiin Ras Muhammad (? makin gak jelas?), dan sebagainya :D

    Jadi suami juga sama aja. Semuanya pada bilang, "Jadi suami yang mengayomi istri anak, cariin mereka nafkah pake jalan yang halal, always humble and know your place. Lo kalo nanti jadi profesor, bikin lembaga pendidikan orientasi sosial biar masyarakat makin cerdas" :D

    cukup deg2an gue. Kalimat itu setiap hari selalu diulang2 sama nyokap (tercinta) gue lho. Dan celakanya pasti (mantan) bokap gue gak bakalan bilang gitu ke gua. :D

    Sekali lagi. Kita usaha. Usaha sekarang, akan menghasilkan kenangan indah pada masa depan, ya engga? Karena... Semua itu indah tepat pada waktunya #BintangBete

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGAIMANA PEMIMPIN MENGINSPIRASI DUNIA

Gambar (Sketch)